"Topik 2 - Aksi Nyata - Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia",
1. Mulai dari diri: Apa yang
ada pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?
Sebelum
memulai proses pembelajaran tentang topik ini yang saya pikirkan adalah
mengenai Status Sosial Ekonomi (SES) dan Cultural Historical Activity Theory
(CHAT) yang dapat memberikan pengaruh besar dalam pembentukan karakteristik
peserta didik sehingga dapat memberikan pengaruh juga dalam proses pembelajaran
di dalam kelas. Bagaimanakah dengan guru yang tidak pernah mempertimbangkan SES
dan CHAT pada peserta didik ketika mereka merancang pembelajaran? Apakah hal
tersebut akan berpengaruh pada hasil belajar mereka?
2. Eksplorasi Konsep: Apa yang
Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?
Dari konsep yang saya
pelajari dalam topik ini saya dapat memahami tentang konsep dasar perspektif
sosiokultural dalam pendidikan Indonesia yaitu Status Ekonomi Sosial (SES) dan
Cultural Historical Activity Theory (CHAT) yang memiliki pengaruh dalam membentuk
dasar sosialisasi kognitif peserta didik. Dalam konsep SES dan CHAT ini, faktor
sosial budaya dan ekonomi menjadi latar belakang yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan karakter peserta didik, mereka tumbuh sesuai dengan apa yang mereka
alami di lingkungan terdekat yang ada disekitar mereka, terutama
lingkungan keluarga.
3. Ruang Kolaborasi: Apa yang
Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang
kolaborasi?
Dalam ruang kolaborasi,
saya dan rekan-rekan saya mendapatkan beberapa pembelajaran dari kisah-kisah
nyata yang sangat inspiratif yang ada dalam beberapa buku tersebut. Dari cerita
tersebut terlihat bahwa perspektif sosial, budaya dan ekonomi dapat mengubah
cara pandang seseorang terhadap sesuatu hal, terutama mengenai pendidikan.
4. Demonstrasi Kontekstual:
Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang
Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?
Hal penting yang dapat saya
pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang saya jalani bersama kelompok
yaitu kami bisa mengemukakan berbagai perbedaan pendapat menurut diri
masing-masing, lalu kemudian kami berdiskusi dan saling bertukar pikiran tentang
masalah-masalah yang kami hadapi dalam dunia pendidikan. Dengan diskusi
tersebut saya mendapatkan beberapa pencerahan dan motivasi, baik dari dosen
maupun dari rekan-rekan saya.
5. Elaborasi Pemahaman: Sejauh
ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini? Apa hal baru yang Anda
pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai ?
Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?
Sejauh ini yang sudah saya
pahami tentang topik ini yaitu konsep dasar perspektif sosiokultural SES dan
ChAT yang menyatakan bahwa latarbelakang sosial ekonomi dan budaya memberikan
pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan sosialisasi kognitif
peserta didik.
Sebelumnya saya berfikiran
bahwa peserta didik yang kurang motivasi belajar disebabkan karena mereka malas
untuk belajar. Tetapi setelah saya mempelajari latar belakang sosial ekonomi
dan budaya pada topik ini, fikiran saya pun berubah. Saya menjadi paham bahwa
ada alasan lain yang melatarbelakanginya, yaitu lingkungan sekitar peserta
didik tersebut, terutama lingkungan keluarga dari peserta didik.
Hal yang ingin saya
pelajari lebih lanjut yaitu agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan, pendekatan seperti apa yang harus saya gunakan ketika saya
menemui suatu kelas dengan latar belakang yang berbeda-beda dan kebanyakan dari
peserta didiknya memiliki motivasi belajar yang sangat rendah.
6. Koneksi Antar Materi: Apa
yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang
sama maupun dengan mata kuliah lain?
Terdapat hubungan yang kuat
antara materi konsep dasar perspektif sosiokultural dalam pendidikan dengan
materi filosofi pendidikan dasar, prinsip pengajaran dan asesmen, strategi
literasi lintas mata pelajaran, pembelajaran yang berpihak pada peserta didik,
dan orientasi praktik pengalaman lapangan. Alasan hubungan ini adalah sebagai
berikut:
Filosofi Pendidikan
Ki Hadjar Dewantara
mengangkat pentingnya pendidikan yang berakar dalam budaya dan kehidupan
masyarakat. Perspektif sosiokultural dalam pendidikan sangat relevan karena
menekankan pengaruh lingkungan sosial dan budaya pada pembelajaran. Ki Hadjar
Dewantara sendiri adalah figur yang memiliki pemahaman mendalam tentang budaya
dan masyarakat Indonesia.
Prinsip Pengajaran dan
Asesmen
Asesmen sebagai Alat untuk
Mengetahui Kebutuhan belajar, perkembangan, pencapaian hasil belajar peserta
didik. Asesmen digunakan untuk mengukur sejauh mana peserta didik telah
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam filosofi Ki Hadjar Dewantara, pendidikan disesuaikan
dengan kebutuhan dan perkembangan individu. Asesmen membantu mengidentifikasi
kebutuhan belajar peserta didik secara individual dan mengukur pencapaian
mereka sesuai dengan prinsip ini.
Literasi Lintas Mata
Pelajaran
Ki Hadjar Dewantara
mendorong pendidikan yang berbasis budaya dan lokal. Strategi literasi lintas
mata pelajaran dapat membantu siswa memahami dan menghargai budaya dan
nilai-nilai yang relevan dalam konteks pendidikan mereka.
Pemahaman Peserta Didik
Prinsip-prinsip Ki Hadjar
Dewantara menekankan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pendekatan ini sejalan dengan perspektif sosiokultural, yang menganggap peserta
didik sebagai anggota masyarakat yang aktif dalam pembelajaran mereka.
Orientasi Praktik
Pengalaman Lapangan
Ki Hadjar Dewantara
mengusung gagasan bahwa pendidikan harus relevan dan praktis. Orientasi praktik
pengalaman lapangan mendukung prinsip ini dengan memberikan pengalaman belajar
yang nyata di luar kelas yang sesuai dengan konteks sosiokultural peserta didik.
7. Aksi Nyata: Apa manfaat
pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru? Bagaimana Anda menilai
kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?Apa yang perlu Anda
persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?
Manfaat dari pembelajaran
ini untuk kesiapan saya sebagai guru yaitu membantu saya dalam memahami bahwa
setiap siswa berasal dari latar belakang sosial dan budaya yang unik, dan ini
dapat mempengaruhi cara mereka belajar. Dengan memahami ini, saya sebagai guru
dapat merancang dan menyesuaikan metode pengajaran yang seuai untuk memenuhi
kebutuhan unik setiap peserta didik.
Saya menilai kesiapan diri
saya dengan skala 8, karena setelah memahami mata kuliah ini saya mempunyai
banyak bekal mengajar yang bisa dibawa dalam proses pembelajaran di kelas
nantinya.
Untuk menerapkan perspektif
sosiokultural secara optimal dalam pendidikan, saya perlu melakukan hal
berikut:
Mempelajari lebih lanjut
tentang latar belakang sosial ekonomi dan budaya yang dimiliki oleh
masing-masing peserta didik
Mengembangkan strategi
pengajaran yang beragam dan inklusif dengan mempertimbangkan latar belakang
sosial ekonomi dan budaya yang dimiliki oleh peserta didik
Selalu melakukan refleksi
dalam setiap pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan kita dalam mendidik peserta didik, yang kemudian hasilnya bisa
kita gunakan sebagai motivasi untuk pembelajaran selanjutnya
Komentar
Posting Komentar